Wednesday, September 17, 2014

WAKTU (Istiq)

Pada waktu yang tak pernah diam, tak kenal konstan, mengalir, beraturan, apa adanya, namun kita yang lebih sering memuja sebagiannya, meratapi sebagian lainnya, mencoba menghentikannya pada titik-titik tertentu dimana tawa begitu mudah tercipta, berusaha mempercepat pada titik ketidakberuntungan, namun ia menolak, menolak berhenti bahkan untuk berlari. 

Ialah hari ini, hari dimana waktu menurutku sama saja, ia berjalan, sama seperti hari lainnya. Namun tidak menurutmu. 

Kenapa? 

Kemudian kamu jawab, Menafsirkan waktu tak melulu soal hitungan stagnan menggunakan standar paling baku sekalipun. Namun membahasakan waktu pada perjalanan kehidupan ialah ia yang sesekali berhenti atau mungkin Berjalan lebih cepat untuk mendukung setiap hamba dalam do'a, mimpi, dan segala hal tentangnya.

 Baarakallah fii umrik Istiq.